I. PENDAHULUAN
Kabupaten Temanggung terletak pada posisi strategis diantara Daerah Tujuan Wisata Magelang (Borobudur), Wonosobo / Banjarnegara (Dieng) dan Semarang. Dalam kehidupan sosial dan budaya, masyarakat Temanggung memiliki budaya yang jujur, prasaja dan ewuh pekewuh . Hal ini dapat mendukung upaya menciptakan sadar wisata dan pengamalan SAPTA PESONA dalam pengembangan pariwisata.
Kabupaten Temanggung memiliki banyak potensi obyek wisata baik wisata alam, budaya maupun wisata buatan. Meskipun sebagian besar obyek tersebut masih sebagai potensi, dalam arti belum dikembangkan secara optimal menjadi obyek wisata dengan kawasan yang memadahi, namun keberadaannya sudah mampu menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini akan menjadi modal untuk pengembangan lebih lanjut.
II. POTENSI WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG
Potensi wisata Kabupaten Temanggung dapat dikelompokkan dalam menjadi 3 kelompok yaitu Obyek Wisata Buatan, Obyek Wisata Alam dan Obyek Wisata Budaya.
A. OBYEK WISATA ALAM
1. Air Terjun Trocoh ( Surodipo ) di Kecamatan Wonoboyo
Grojogan yang curam dan air yang tak pernah surut dengan pemandangan alam sekitarnya bernuansa pegunungan bisa membuat wisatawan benar benar segar, sejuk dan nyaman. Di kawasan ini ada 5 terjunan air dengan suasana yang berbeda. Terletak di desa Tawangsari 7 km dari Kecamatan Wonoboyo atau 36 km dari Kota Temanggung.
Potensi obyek wisata air terjun yang masih perawan dan alami, menjadi saksi bisu kilasan sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro ketika membuat strategi gerilya melawan Belanda.
Untuk mencapai lokasi ini memang membutuhkan tenaga ekstra sebab harus melewati perbukitan di ladang penduduk. Namun suasana mengesankan dengan hembusan angin bukit.
2. Air Terjun Lawe di Kecamatan Gemawang
Jatuhnya air dari tebing curam itu bagaikan benang-benang putih yang dalam bahasa jawa disebut ‘Lawe’.
( tali yang seratnya putih ) membuat namanya lebih cocok menjadi Curug Lawe. Di kawasan ini ada buah-buah alam yang bisa disantap apabila datang tepat pada musimnya.
Panorama alam sekitar Curug Lawe di desa Muncar kecamatan Gemawang kabupaten Temanggung cukup memikat. Perjalanan menuju lokasi cukup lancar dengan jarak tempuh sekitar 26 km dari kota Temanggung.
3. Goa Lawa di Kecamatan Bejen
Terletak di desa Ngalian Kecamatan Bejen, perbatasan Temanggung – Kendal, pernah dirintis pengembangannya oleh Mahasiswa AKPARI Semarang. Ada tradisi pendukung yakni upacara ‘Lampet Dawuhan’ yaitu serangkaian upacara adat sedekah kali dengan ungkapan do’a agar air yang mengairi sawah penduduk di wilayah tersebut dapat tetap abadi mengalir memenuhi kebutuhan pertanian mereka. Ada keunikan dalam tradisi ini yaitu sesepuh desa menyedot air kali dengan mulut kemudian menyemburkannya di areal persawahansetelah melalui kirap sepanjang 200 meter.
4. Mata Air Jumprit
Udara yang sejuk di mata air Kali Progo dan air yang bening higienis membuat wisatawan kerasan ditemani kera kera jinak bersahabat. Ada tradisi Kungkum di pusat mata air ini dan kemudian berdzikir di Makam Ki Nujum Majapahit. Kegiatan Ziarah ini ramai dilakukan pengunjung pada Malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.
Jumprit Terletak di dusun Jumprit desa Tegalrejo kecamatan Ngadirejo 26 km dari Kota Temanggung. Panorama alam yang sejuk di kawasan mata air jumprit dan wana wisata yang dikelola Perhutani menjadikan obyek wisata ini menarik untuk singgah dan membuat tenda tempat istirahat.
Obyek wisata spiritual ini erat hubungannya dengan legenda Kyai Nujum Majapahit. Didekat mata air Jumprit terdapat makam Ki Jumprit tempat para peziarah melakukan meditasi dilanjutkan dengan mandi kungkum dan berdzikir. Air Jumprit juga digunakan sebagai Air Berkah untuk upacara Tri Suci Waisyak setiap tahunnya.
5. Rest Area Kledung Pass
Kawasan titik puncak perjalanan Temanggung - Wonosobo dan Dieng dengan pemandangan Panorama Gunung Sumbing dan hamparan tanaman tembakau merupakan kawasan yang sejuk dengan aliran angin lembah yang membuat nuansa menjadi segar. Cocok untuk transit melepas lelah sambil minikmati kopi khas Temanggung di Trading House Kledung Pass. Di sekitar kawasan ada kebun Strawbery dan pusat pembibitan tanaman kentang unggul sehingga Kledung Pass juga sebagai Agro Wisata.
6. Pendakian Gunung Sumbing
Pendakian Gunung Sumbing merupakan tradisi yang dilakukan para pecinta alam dan petualang wisata pada “Malem Selikuran” tanggal 20 bulan Sya’ban. Pendakian dilakukan lewat dusun Kacepit, desa Pagergunung Kecamatan Bulu dan akan dipandu oleh Pemandu Wisata Gunung dari desa setempat.
1. Pendakian Gunung Sindoro
Pendakian dilakukan tiap “Malem 1 Sura”yaitu tanggal 30 bulan Zulhijah oleh ribuan pecinta Sindoro Tracking Mounth, lewat desa Katekan Kecamatan Ngadirejo dan juga lewat desa Kledung. Di puncak Sindoro dapat melihat matahari terbit dan apabila mendaki pada siang hari maka akan melihat tenggelamnya matahari serta Danau Ajaib yang disebut sebagai ‘Pasar Setan’.
Sebagai Base Camp dan tempat pendaftaran adalah di desa Kledung Kecamatan Kledung. Mereka akan didata identitasnya dan dicek perlengkapannya oleh petugas gabungan dari tim SAR, Polisi, Kelompok Pecinta Alam, Pramuka dan Pemuda Desa, berkaitan dengan upaya pengamanan serta kelengkapan yang harus dibawa saat mendaki.
Gunung Sindoro berketinggian 3.151 meter, puncaknya merupakan hamparan pasir bekas magma yang membeku. Dari puncak itulah para pendaki akan menikmati suasana yang indah saat terbitnya matahari pagi pukul 05.00 WIB. Berdiri diatas puncak Sindoro bagaikan berdiri diatas awan, lebih-lebih bila cuaca jernih pendaki dapat merasakan indahnya alam puncak gunung yang ditumbuhi bunga-bunga kering. Begitu indahnya sang Edelweis, namun siapapun tak boleh membawa pulang, cukup bisa dipandang saja dipuncak Sindoro.
2. Hutan Walitis
Pohon Walitis merupakan satu – satunya pohon terbesar di Lereng Gunung Sumbing dan Sindoro yang terletak di desa Jetis Kecamatan selopampang. Tinggi pohon ± 30 meter, lingkar batangnya ± 7,5 meter. Untuk memeluk pohon ini diperlukan enam (6) orang dewasa yang saling bertautan merentangkan kedua tangannya. Legenda masyarakat menyebutkan, Pohon Walitis berasal dari sebuah tongkat Ki Mangkukuhan yang ditancapkan di tanah kemudian ditinggalkan Ki Ageng ke Puncak Sumbing. Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara pegunungan segar alami. Tidak kalah menariknya disana tumbuh juga rumpun tumbuhan yang bernama hutan Rosomolo yang tidak terbakar kendati di lingkungannya sering terjadi kebakaran hutan.
B. OBYEK WISATA BUATAN
1. Pikatan Water Park
Obyek wisata permainan air tengah menjadi trend wisata saat ini telah hadir di Pikatan Temanggung dan menjai tujuan rekreasi yang menyenangkan. Fasilitas aneka permainan air tersedia didukung sejuknya udara Pikatan.
Di kawasan ini terdapat Kolam Renang Standar Nasional, kolam anak-anak, hall tempat bermain, dan juga terdapat situs Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram. Tersedia rumah makan dengan menu ‘Bader Goreng’, Ikan Bakar dan makanan oleh-oleh Gula Kacang maupun pecel mi yang siap santap.
2. Taman Rekreasi Kartini
Pusat hiburan masyarakat terutama pada event Pekan Syawalan dengan suguhan aneka hiburan. Kawasan ini juga sebagai tempat singgah pemakai jasa travel Semarang – Wonosobo – Purwokerto. Gedung Perpustakaan Daerah juga dibangun di kawasan ini sehingga pengunjung disamping menikmati permainan juga bisa bersantai sambil membaca buku di perpustakaan.
3. Monumen Meteorit
Jatuhnya meteor di ladang penduduk desa Wonotirto kecamatan Bulu, tanggal 11 Pebruari 2001 dibarengi suara gemuruh dan ledakan dahsyat, merupakan peristiwa alam yang langka dan menarik untuk diteliti. Untuk itu Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi AKPRIN Yogyakarta melakukan penelitian dan kemudian membangun Monumen Meteorit di lokasi jatuhnya benda angkasa tersebut. Kini Monumen ini menjadi obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi didukung sejuknya suasana alam sekitar berlatar belakang pemandangan Gunung Sumbing berketinggian 3.371 m.
4. Monumen Bambang Sugeng
Bukit kecil di sebelah timur kota Temanggung menjadi saksi perjuangan almarhum Mayjend Bambang Sugeng yang pada waktu perang kemerdekaan memimpin pasukan TNI di daerah Temanggung dan sekitarnya. Di kawasan ini berdiri Monumen Bambang Sugeng dan terdapat batu besar dengan pahatan tulisan huruf kanji berbunyi Wampo Daiwa Daigetzu yang diartikan dalam bahasa Indonesia : Seloeroeh Doenia Sekeloearga. Merupakan peninggalan Bala Tentara Jepang yang pernah ditawan di daerah Temanggung.
Bambang Sugeng sendiri dimakamkan di Kranggan di sebelah jembatan sungai Progo berjarak 3 Km dari Museum ke arah Timur. Jembatan Progo sendiri menyimpan kisah heroisme masa perang kemerdekaan sebab di tempat ini ratusan pejuang dieksekusi oleh pasukan Belanda.
C. POTENSI WISATA BUDAYA
1. Candi Pringapus
Peninggalan kebudayaan Hindu – Budha ini bisa dijadikan obyek penelitian kebudayaan masa lampau.
Candi Pringapus dengan arca-arca berartistik Hindu Sekte Shiwaistis dibangun pada tahun 850 Masehi. Ini merupakan Replika Mahameru sebagai perlambang tempat tinggal para Dewata. Hal ini terbukti dengan adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makluk setengah dewa. Candi ini terletak di desa Pringapus Kecamatan Ngadirejo berjarak 22 Km arah Timur Laut dari Kota Temanggung. Banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara seperti Belgia, Amerika, dan Belanda.
2. Prasasti Gondosuli
Reruntuhan candi yang dibangun pada jaman Sriwijaya masih bisa menjadi saksi bisu kebudayaan masa lampau karena masih ada batu prasasti yang kini dilindungi sebagai Cagar Budaya.
Peninggalan sejarah yang dapat dijadikan obyek penelitian bagi perkembangan sejarah dan kebudayaan. Bebatuan candi memang tidak utuh lagi berdiri sebagai candi, namun keberadaan Candi Gondosuli tetap menambah potensi obyek wisata budaya. Lebih-lebih di kawasan ini terdapat sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Gondosuli. Isi prasasti itu adalah sebuah legitimasi kejayaan Rakarayan Patapan Pu Palar pada masa pemerintahan Rakai Garung Raja Mataram dinasti Sanjaya. Prasasti ini terletak di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu berjarak 7 km arah Barat dari kota Temanggung. Perjalanan bisa dikemas dalam jalur wisata : Pikatan Indah – Monumen Meteorit – Bale Kambang – Prasasti Gondosuli – Pendakian Gunung Sumbing.
3. Suran Traji
Siapapun yang jadi Kepala Desa harus berpakaian seperti pengantin Jawa pada Malam tanggal 1 Suro, kemudian dikirabkan menuju Sundang Sidhukun dan dilakukan acara sesaji serta pentas wayang kulit.
5. Makam Ki Ageng Makukuhan
Konon ceritanya Ki Ageng Makukuhan adalah orang pertama di bumi Kedu Temanggung. Makam Ki Ageng Makukuhan di desa Kedu dikenal sebagai obyek wisata ziarah. Terletak sekitar 5 Km arah utara dari kota Temanggung. Banyak peziarah yang datang dari luar daerah terutama di malam Jum’at Kliwon dan malam Selasa Kliwon. Mereka bersemadi untuk berbagai kepentingan atas dasar kepercayaan masing-masing.
Ada versi yang menyebutkan Makam Ki Ageng kemudian dipindahkan ke puncak gunung Sumbing, oleh karenanya banyak pula pendaki yang ingin berziarah sekaligus melakukan perjalanan wisata pendakian gunung Sumbing.
6. Tradisi Jum’at Pahingan
Malam Jum’at Pahingan adalah tradisi berdzikir di Masjid desa Menggoro kecamatan Tembarak kurang lebih 7 km arah Selatan kota Temanggung. Banyak pengunjung dari berbagai kota seperti Pekalongan, Semarang, Solo, Wonosobo, Purwokerto, dan Magelang dengan berbagai tujuan. Umumnya mereka membaca ayat suci Al Qur’an, dzikir, membaca doa-doa, menjalankan nadzar, ada pula yang sekedar ingin mengadu nasib dengan memeluk salah satu tiang masjid yang dikenal dengan Soko Guru karena konon bisa mengetahui rejekinya jauh atau dekat.
7. Prasasti Gondosuli
Peninggalan sejarah yang dapat dijadikan obyek penelitian bagi perkembangan sejarah dan kebudayaan. Bebatuan candi memang tidak utuh lagi berdiri sebagai candi, namun keberadaan Candi Gondosuli tetap menambah potensi obyek wisata budaya. Lebih-lebih di kawasan ini terdapat sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Gondosuli.
Isi prasasti itu adalah sebuah legitimasi kejayaan Rakarayan Patapan Pu Palar pada masa pemerintahan Rakai Garung Raja Mataram dinasti Sanjaya. Prasasti ini terletak di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu berjarak 7 km arah Barat dari kota Temanggung. Perjalanan bisa dikemas dalam jalur wisata : Pikatan Indah – Monumen Meteorit – Bale Kambang – Prasasti Gondosuli – Pendakian Gunung Sumbing.
D. AKOMODASI PENDUKUNG
Bagi wisatawan yang ingin bermalam di Temanggung tersedia hotel dan rumah makan yang representatif, diantaranya Hotel Indraloka, Candra, Kintamani dan Nirwana. Juga Rumah Makan diantaranya : Daun Mas Resto, Ani, Pujasera, Ngesti Rasa, Sari Ayam, Rindu Alam, dan Adem Ayem.
III. STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PARIWISATA
KABUPATEN TEMANGGUNG.
Sebagaimana Visi dan Misi Pembangunan Kepariwisataan yang ditetapkan maka strategi Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Temanggung dikelompokkan dalam 3 (tiga) focus pengembangan yaitu Pengembangan Produk, Pengembangan Pemasaran dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
A. PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK
1. Mengembangkan Potensi Obyek dan Daya Tarik wisata yang berbasis pada kehidupan dan keunikan pedesaan maupun kesenian tradisional dan kerajinan rakyat melalui bentuk kemitraan.
2. Membina dan menumbuhkan serta memberdayakan kelompok-kelompok kesenian sebagai potensi pendukungobyek wisata sehingga mampu meningkatkan daya tarik wisata.
3. Pelestarian dan penataan lingkungan fisik dan sosial budaya, komunitas pedesaan, komunitas kesenian sebagai daya tarik wisata dan usaha-usaha ikutan dibidang jasa pariwisata dengan melibatkan masyarakat sekitar obyek wisata.
4. Pengembangan dan pembinaan pengelolaan Desa Wisata serta usaha-usaha pariwisata yang dikelola masyarakat sebagai salah satu generatoe kegiatan ekonomi lokal.
B. PROGRAM PENGEMBANGAN PEMASARAN
1. Peningkatkan kegiatan promosi wisata dan produk unggulan daerah melalui keikutsertaan dalam event-event Pameran seperti PRPP Jateng, Bengawan Solo Fair, dll.
2. Peningkatan kegiatan promosi dengan penekanan publikasi obyek-obyek wisata yang berbasis ‘ekonomi kerakyatan’ serta industri kerajinan yang ada sebagai cinderamata.
3. Penyelenggaraan kegiatan Pameran dan Informasi Bisnis Terpadu dalam membuka akses pasar dan jaringan pemasaran yang lebih luas. Untuk itu Temanggung telah memiliki Home Page Internet dengan kode akses : www.temanggungkab.go.id
4. Pendayagunaan Media Massa secara optimal sebagai media promosi, apresiasi dan sosialisasi potensi dan obyek wisata beserta pendukungnya yang berbasis pada kehidupan alam pedesaan (Natural Village).
C. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Memberikan pembekalan pengetahuan dan teknis kepariwisataan kepada insan-insan pariwisata dan kebudayaan serta pelaku kesenian melalui kegiatan Diklat, Seminar, Lokakarya dll. serta mempersiapkan tersedianya tenaga kerja pariwisata yang professional.
2. Pemberdayaan pelaku usaha dibidang kepariwisataan dan kesenian khususnya sector informal (seperti pedagang kaki lima di sekitar obyek wisata). Dalam kontek ini bisa dilakukan pelatihan peningkatan kualitas produk dan kualitas presentasi serta profesionalisme pelayanan.
3. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam upaya menciptakan iklim sejuk yang dinamis di sekitar obyek wisata sehingga tercipta kondisi yang dijiwai SAPTA PESONA
III. PENUTUP
Demikian paparan Potensi Pariwisata dan program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Temanggung dalam tulisan singkat dan sederhana ini dengan harapan mendapat tanggapan, masukan, saran inovatif dari para peserta Road Show Pariwisata sehingga menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan lebih lanjut.
Visi Pembangunan Pariwisata Kabupaten Temanggung :
“ Pariwisata dan Kebudayaan menjadi salah satu andalan pembangunan daerah Kabupaten Temanggung yang bertumpu pada Ekonomi Kerakyatan dan berorientasi global yang berakar pada nilai-nilai agama, budaya, lingkungan hidup, persatuan dan kesatuan, demi terciptanya kehidupan masyarakat yang dinamis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Temanggung sebagai Daerah Tujuan Wisata”.
Misi Pembangunan Pariwisata Kabupaten Temanggung:
3. Membina dan mengembangkan kepariwisataan dan kebudayaan yang mampu memberikan sumbangan berarti bagi pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah;
4. Membina dan mengembangkan kepariwisataan dan kebudayaan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat;
5. Membina dan mengembangkan kepariwisataan dan kebu -dayaan yang unggul bersaing di pasar global guna meraih devisa, khususnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
6. Membina dan mengembangkan kepariwisataan dan kebudayaan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia insan pariwisata yang mandiri, beriman, berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki etos kerja tinggi serta cinta lingkungan;
7. Membina dan mengembangkan kepariwisataan dan kebudayaan yang mampu menciptakan produk pariwisata dan kebudayaan yang memiliki daya saing tinggi serta dapat membawa nama harum daerah, mendorong rasa cinta tanah air dan bangsa dan memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan;
8. Membina dan mengembangkan kepariwisataan dan kebudayaan yang mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam menciptakan suasana yang dijiwai “SAPTA PESONA” ( Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah tamah, Kenangan).
Saturday, 24 September 2011
약물 치료없이 설사를 치료하는 방법
다음과 같은 방법으로 그들을 아주 쉬운 방법을 처리
1. 준비 나뭇잎의 도움말은 여전히 신선한 구아바
2. 부드러운 때까지 으깬 menggunakaan의 유봉이나 뭐
3. 그 즉시 삶아에 물이 갈색 색깔을 전환하기 전까지 후.
4. 그것은 필터링 이후
5. 워터 필터 후 음주.
Insha 알라의 1 주 동안 설사 및 누락됩니다
참고 : 물을 마셔 1 회 하루
1. 준비 나뭇잎의 도움말은 여전히 신선한 구아바
2. 부드러운 때까지 으깬 menggunakaan의 유봉이나 뭐
3. 그 즉시 삶아에 물이 갈색 색깔을 전환하기 전까지 후.
4. 그것은 필터링 이후
5. 워터 필터 후 음주.
Insha 알라의 1 주 동안 설사 및 누락됩니다
참고 : 물을 마셔 1 회 하루
How To Treat Diarrhea Without Medication
Treating them very easy way in the following way
1. Prepare the tips of the leaves are still fresh guava
2. Then mashed menggunakaan pestle or something until smooth
3. After that immediately on the Boil until the water turns brown color.
4. After it was filtered
5. Water filter and then drunk.
Insha Allah Diarrhea During One Week and will be Missing
Note: Drink water 1 time a day
1. Prepare the tips of the leaves are still fresh guava
2. Then mashed menggunakaan pestle or something until smooth
3. After that immediately on the Boil until the water turns brown color.
4. After it was filtered
5. Water filter and then drunk.
Insha Allah Diarrhea During One Week and will be Missing
Note: Drink water 1 time a day
Cara Mengobati Diare Tanpa Obat
Cara Mengobatinya sangat mudah dengan cara sebagai berikut
1. Siapkan Pucuk daun jambu biji yang masih segar
2. Lalu tumbuk menggunakaan alu atau semacamnya sampai halus
3. Setelah itu langsung di Rebus Sampai Warna airnya menjadi coklat.
4. Setelah itu disaring
5. Lalu Air saringan diminum.
Insya Allah Selama Satu Minggu Diare dan akan Hilang
Perhatikan : Minum air ini 1 kali sehari
1. Siapkan Pucuk daun jambu biji yang masih segar
2. Lalu tumbuk menggunakaan alu atau semacamnya sampai halus
3. Setelah itu langsung di Rebus Sampai Warna airnya menjadi coklat.
4. Setelah itu disaring
5. Lalu Air saringan diminum.
Insya Allah Selama Satu Minggu Diare dan akan Hilang
Perhatikan : Minum air ini 1 kali sehari
How To Treat Boils Without Drugs
Treating them very easy way by means
1. Prepare the tips of the leaves are still fresh starfruit
2. Then mashed menggunakaan pestle or something until smooth
3. After that directly attach to the existing body of the boil.
Insha Allah will Boils Over One Week pecal and will dry up.
Note: This can be done in the body sluruh nothing except for
Hope This Info Helps Readers
1. Prepare the tips of the leaves are still fresh starfruit
2. Then mashed menggunakaan pestle or something until smooth
3. After that directly attach to the existing body of the boil.
Insha Allah will Boils Over One Week pecal and will dry up.
Note: This can be done in the body sluruh nothing except for
Hope This Info Helps Readers
Cara Mengobati Bisul Tanpa Obat
Cara Mengobatinya sangat mudah dengan cara
1. Siapkan Pucuk daun belimbing yang masih segar
2. Lalu tumbuk menggunakaan alu atau semacamnya sampai halus
3. Setelah itu langsung tempelkan pada daerah tubuh yang ada bisulnya.
Insya Allah Selama Satu Minggu bisul akan pecal dan akan mengering.
Perhatikan : Cara ini bisa dilakukan di sluruh tubuh tak ada terkecualinya
Semoga Info Ini Dapat Membantu Pembaca
1. Siapkan Pucuk daun belimbing yang masih segar
2. Lalu tumbuk menggunakaan alu atau semacamnya sampai halus
3. Setelah itu langsung tempelkan pada daerah tubuh yang ada bisulnya.
Insya Allah Selama Satu Minggu bisul akan pecal dan akan mengering.
Perhatikan : Cara ini bisa dilakukan di sluruh tubuh tak ada terkecualinya
Semoga Info Ini Dapat Membantu Pembaca
Lyriks Lagu India
HOULE HOULE
(Haule Haule) - 4
Haule Haule Se Hawa Lagti Hai
Haule Haule Se Dawa Lagti Hai
Haule Haule Se Dua Lagti Hai, Haaan
Haaye, Haule Haule Chanda Badhta Hai
Haule Haule Ghonghat Uth Ta Hai
Haule Haule Se Nasha Chadhta Hai, Haan
Tu Sabar To Kar Mere Yaar, Zara Saans To Le Dildaar
Chal Fikar Nu Goli Maar Yaar Hai Din Jindai De Chaar
(Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar) - 2
Haule Haule, Haule Haule
Haule Haule, Haule Haule
Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar
(Pa Ni De , De Ga Pa Ma Ga Re) - 2
Pa Ni Ga , Ga Ma Ga Ma Ga Re
Pa Da Pa Ni Da Ma Pa Da Ma Ga Re
Risthon Ki Galiyaan Tang Hai
Sharmo Sharmliee Band Hai
Khud Se Khud Ki Yeh Kaise Jung Hai
Pal Pal Yeh Dil Ghabraye
Pal Pal Yeh Dil Sharmaye
Kuch Kehta Hai Aur Kuch Kar Jaaye
Kaise Yeh Peheli.. Muh Dil Mar Jana..
Ishq Mein Jaldi Bada Jurmaana
Tu Sabar To Kar Mere Yaar, Zara Saans To Le Dildaar
Chal Fikar Nu Goli Maar Yaar Hai Din Jindai De Chaar
(Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar) - 2
Haule Haule, Haule Haule
Haule Haule, Haule Haule
Haaye Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar
Rab Da Hi Tab Koi Hona, Karein Koi Yun Jaadu Tona
Maan Jaaye Maan Jaaye Haye Mera Sona..
Rab De Saare Chalde, Na Hai Kinare Chal De
Koi Hai Na Kahare Chal De
Kya Kheh Ke Gaya Tha Shayar Woh Shayana..
Aag Ka Dariya Doob Ke Jana
Tu Sabar To Kar Mere Yaar, Zara Saans To Le Dildaar
Chal Fikar Nu Goli Maar Yaar Hai Din Jindai De Chaar
(Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar) - 2
Haule Haule , Haule Haule
Haule Haule , Haule Haule
Haaye Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar
Haule Haule Se Dua Lagti Hai, Haaan
Pretty Women
Maine Jise Abhi Abhi Dekha Hai ,Kaun Hai Woh Anjaani
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
( Maine Jise Abhi Abhi Dekha Hai ,Kaun Hai Woh Anjaani )-2
Woh Hai Koi Kali Ya Koi Kiran,Ya Hai Koi Kahani
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
Pretty Woman,Hey Pretty Woman
( Dekho Dekho Na Pretty Woman,Pretty Woman )-2
Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman
Ho Maine Jise Abhi Abhi Dekha Hai
Kaun Hai Woh Anjaani,Woh Hai Koi Kali Ya Koi Kiran
Ya Hai Koi Kahani,Use Jitna Dekhon Utna Sochon
Kya Use Main Keh Doon
( Pretty Woman,Dekho Dekho Na Pretty Woman )-2
Pretty Woman,Tum Bhi Kaho Naa O Pretty Woman
Yo Pretty Woman,Listen Up Girl When U Feel This Way
Don' t U See The Sunshine,Coming Out Today
You Got To Feel It Right Just Like Day Agter Night
Dont Let The Sunshine,Out Of Your Sight
Cause I Can Feel You,Can You Feel It
When I Say That,I Can Feel You Here
Can U Feel Me,When I Say That I Am Crazy About You
Pretty Woman
Sone Ka Rang Hai,Sheeshe Ka Ang Hai
Jo Dekhe Dang Hai Kya Kahon,Hairaan Main Bhi Hoon
Yeh Kya Andaaz Hai,Itna Kyun Naaz Hai
Iska Kya Raaz Hain Kya Kahoon
Woh To Pal Mein Khush Hai Pal Mein Khafa
Badle Woh Rang Har Ghadi
Par Jo Bhi Dekhoon Roop Uskea,Lagti Hai Hai Pyaari Badi
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
Pretty Woman,Pretty Woman Dekho Dekho Na Pretty Woman
Pretty Woman Dekho Dekho Na Pretty Woman
Pretty Woman Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman
Aankhon Mein Hai Nasha,Zulphon Mein Hai Ghata
Pehle Hamne Ada Yeh Haseen,Dekhi Na Thi Kahin
Dekhi Jo Yeh Pari ,Masti Dil Mein Bhari
Hai Yeh Jadogari,Ya Nahi
Hoo, Natu Janu Kya Hain Naam Na Janu Main Pata
Par Itna Hai Maine Jana,Jise Dekhle Ek Nazar Bhar Ke Usko Karde Vo Deewana
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
Pretty Woman,( Dekho Dekho Na Pretty Woman ,Pretty Woman )-2
Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman,
( Pretty Woman,Dekho Dekho Na Pretty Woman )-2
Pretty Woman,Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman
Mahive
Maahi Ve Maahi Ve That' s The Way Maahi Ve
Tere Maathe Jhumar Damke
Tere Kannno Baali Chamke Hai Re
Maahi Ve
Tere Haatho Kangana Khanke
Tere Pairo Payal Chance Hai Re
Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Mein Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba
Tu Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
That' s The Way Maahi Ve
O Tere Aankhen Kali Kali
Tera Gora Gora Mukhdha Hai Re
Maahi Ve
Tere Rangat Jaise Sona
Tu Chaand Ka Tukda Hai Re Maahi Ve
Tere Gaal Gulabi Rabba Rabba
Chal Sharabi Rabba Rabba
Dil Ki Kharabi Rabba Rabba
Tu Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Barse Rangini Kaliyan Hai Mehki Bhini Bhini
Baje Mann Mein Halke Halke Shehnaiya Re
Jitne Hai Tare Aanchal Mein Aa Gaya Sare
Dil Ne Jaise Hi Li Angadayee Re
Tu Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Ka Khaye Dhajke Oh Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Chanhda Meri Chanda Tujhe Kaise Mein Yeh Samjhaoon
Mujhe Lagti Hai Tu Kitni Pyaari Re
Khusiyan Jitni Hai Sab Jitni Hai Sab Dhoondh Ke Laoon
Teri Doli Ke Sang Kar Do Sari Re
Tu Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Ka Khaye Dhajke Oh Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Tere Maathe Jhumar Damke
Tere Kannno Baali Chamke Hai Re
Maahi Ve
Tere Haatho Kangana Khanke
Tere Pairo Payal Chance Hai Re
Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Mein Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba
Tu Soniye
Jind Maahi Ve Jind Maahi Ve Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Soni Soni Aaja Mahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Maahi Ve Maahi Ve, Thats The Way Maahi Ve
Tere Mathe Jhumar Damke
Tere Kannno Balee Chamke Hai Re, Maahi Ve
Tere Hatho Kangana Khanke
Tere Pairo Payal Chance Hai Re, Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Me Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba Too Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Thats The Way Maahi Ve
O Tere Aankhen Kalee Kalee
Teraa Gora Gora Mukhdha Hai Re, Maahi Ve
Tere Rangat Jaise Sona
Too Chand Kaa Tukda Hai Re, Maahi Ve
Tere Gal Gulabee Rabba Rabba
Chal Sharabee Rabba Rabba
Dil Kee Kharabi Rabba Rabba, Too Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Barse Rangini Kaliya Hai Mehki Bhinee Bhinee
Baje Mann Me Halke Halke Shehnaiya Re
Jitne Hai Tare Aanchal Me Aa Gaya Sare
Dil Ne Jaise Hee Lee Angadayee Re
Hai Too Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Kaa Khaye Dhajke Oh Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Chanda Mere Chanda Tuje Kaise Me Yeh Samjhau
(Mujhe Lagti Hai Too Kitni Pyaree Re) - 2
Kusiya Jitane He Sab Jitane He Sab Dhundh Ke Lau
(Teree Dolee Ke Sang Kar Do Saree Re) - 2
Too Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Kaa Khaye Dhajke Oh Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Tere Mathe Jhumar Damke
Tere Kannno Balee Chamke Hai Re, Maahi Ve
Tere Hatho Kangana Khanke
Tere Pairo Paayal Chhanake Hai Re, Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Me Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba, O Soniye
(Jind Maahi Ve) - 3 Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Chelte 2
Pam Pam, Pam Pam......
Awaaara, Pam Pam...
Pyaar Huaa Ikraar Huaa, Jeena Yahan Marna Yahan
In Baahon Kho, In Raahon Kho
Chod Ye Chaliyan, Jaye Kahan
Mana Dil Tho Hain Anaari, Yeh Awaara Hi Sahin
Aare Bhol Radha Bhol Hoga Sangam Ke Naahinnn
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
(Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte) - 2
Dil Ka Bhawar Kare, Kare Pukar Jab, Pyar Kisi Se Hota Hain
Jiya Ohh Jiya Kuch Boldon, Aab Dard Sa Dil Mein Hotha Hain
(Thede De E E Ohhh) - 2
Ohh Tere Ghar Ke Samne Ghar Banaonga, Thootha Hi Sahin
Pal Bhar Ke Liye Koi Hume Pyar Karle, Jhootha Hin Sahin
Jhootha Hin Sahin, Hain Jhootha Hin Sahinnn
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
(Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte) - 2
Yahoooo Yahoooooo
Ohhhh Hasina, Zulfoon Wali Jaane Jahaaaan
Chahe Mujhko, Jaangli Kehde Saara Jahaaaaan, Have Tooo
(Ohhh Mehfil Mehfil Dil Phire, Yaho Yaho Dil Kare) - 2
Badan Pein Sitare Lapete Hue
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
( Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte ) - 2
Bamoshaiiii…
Ohooo Hen Hen Hen…Ahhhhhhhh
Hain Jai Jai Shiv Shankar, Kata Lage Na Kankar
Chahe Kuch Karle Zamana
Mere Jeewan Saathi, Mere Sapno Ki Raani
Zindagi Safar Hain Suhana
Hain Kuch Tho Log Kahenge, Na Suna Ki Jiye
Hain Chain Aaye Mere Dil Ko Duwa Ki Jiye
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
( Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte ) - 2
(Pa Pa Para Pa Ra Paaa) - 4
Zu Zu Zu Zu Zu Zu Zu Zu…
(Darde Dil Darde Jigar, Zamane Kho Dikhana Hain) - 2
Hum Kisi Se Kum Nahin Hain, Tujko A Batha Na Hain
Yeh Wada Raha, Ohhh Meri Chaandni..
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte
Hum Hain Raahi Pyar Ke, Ah Ah Ah Ah Chalte Chalte
Hennnnnnnnnnnn Ahhh Chalte Chalte
Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte
(Haule Haule) - 4
Haule Haule Se Hawa Lagti Hai
Haule Haule Se Dawa Lagti Hai
Haule Haule Se Dua Lagti Hai, Haaan
Haaye, Haule Haule Chanda Badhta Hai
Haule Haule Ghonghat Uth Ta Hai
Haule Haule Se Nasha Chadhta Hai, Haan
Tu Sabar To Kar Mere Yaar, Zara Saans To Le Dildaar
Chal Fikar Nu Goli Maar Yaar Hai Din Jindai De Chaar
(Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar) - 2
Haule Haule, Haule Haule
Haule Haule, Haule Haule
Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar
(Pa Ni De , De Ga Pa Ma Ga Re) - 2
Pa Ni Ga , Ga Ma Ga Ma Ga Re
Pa Da Pa Ni Da Ma Pa Da Ma Ga Re
Risthon Ki Galiyaan Tang Hai
Sharmo Sharmliee Band Hai
Khud Se Khud Ki Yeh Kaise Jung Hai
Pal Pal Yeh Dil Ghabraye
Pal Pal Yeh Dil Sharmaye
Kuch Kehta Hai Aur Kuch Kar Jaaye
Kaise Yeh Peheli.. Muh Dil Mar Jana..
Ishq Mein Jaldi Bada Jurmaana
Tu Sabar To Kar Mere Yaar, Zara Saans To Le Dildaar
Chal Fikar Nu Goli Maar Yaar Hai Din Jindai De Chaar
(Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar) - 2
Haule Haule, Haule Haule
Haule Haule, Haule Haule
Haaye Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar
Rab Da Hi Tab Koi Hona, Karein Koi Yun Jaadu Tona
Maan Jaaye Maan Jaaye Haye Mera Sona..
Rab De Saare Chalde, Na Hai Kinare Chal De
Koi Hai Na Kahare Chal De
Kya Kheh Ke Gaya Tha Shayar Woh Shayana..
Aag Ka Dariya Doob Ke Jana
Tu Sabar To Kar Mere Yaar, Zara Saans To Le Dildaar
Chal Fikar Nu Goli Maar Yaar Hai Din Jindai De Chaar
(Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar) - 2
Haule Haule , Haule Haule
Haule Haule , Haule Haule
Haaye Haule Haule Ho Jayega Pyaar Chal Yaar
Haule Haule Ho Jayega Pyaar
Haule Haule Se Dua Lagti Hai, Haaan
Pretty Women
Maine Jise Abhi Abhi Dekha Hai ,Kaun Hai Woh Anjaani
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
( Maine Jise Abhi Abhi Dekha Hai ,Kaun Hai Woh Anjaani )-2
Woh Hai Koi Kali Ya Koi Kiran,Ya Hai Koi Kahani
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
Pretty Woman,Hey Pretty Woman
( Dekho Dekho Na Pretty Woman,Pretty Woman )-2
Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman
Ho Maine Jise Abhi Abhi Dekha Hai
Kaun Hai Woh Anjaani,Woh Hai Koi Kali Ya Koi Kiran
Ya Hai Koi Kahani,Use Jitna Dekhon Utna Sochon
Kya Use Main Keh Doon
( Pretty Woman,Dekho Dekho Na Pretty Woman )-2
Pretty Woman,Tum Bhi Kaho Naa O Pretty Woman
Yo Pretty Woman,Listen Up Girl When U Feel This Way
Don' t U See The Sunshine,Coming Out Today
You Got To Feel It Right Just Like Day Agter Night
Dont Let The Sunshine,Out Of Your Sight
Cause I Can Feel You,Can You Feel It
When I Say That,I Can Feel You Here
Can U Feel Me,When I Say That I Am Crazy About You
Pretty Woman
Sone Ka Rang Hai,Sheeshe Ka Ang Hai
Jo Dekhe Dang Hai Kya Kahon,Hairaan Main Bhi Hoon
Yeh Kya Andaaz Hai,Itna Kyun Naaz Hai
Iska Kya Raaz Hain Kya Kahoon
Woh To Pal Mein Khush Hai Pal Mein Khafa
Badle Woh Rang Har Ghadi
Par Jo Bhi Dekhoon Roop Uskea,Lagti Hai Hai Pyaari Badi
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
Pretty Woman,Pretty Woman Dekho Dekho Na Pretty Woman
Pretty Woman Dekho Dekho Na Pretty Woman
Pretty Woman Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman
Aankhon Mein Hai Nasha,Zulphon Mein Hai Ghata
Pehle Hamne Ada Yeh Haseen,Dekhi Na Thi Kahin
Dekhi Jo Yeh Pari ,Masti Dil Mein Bhari
Hai Yeh Jadogari,Ya Nahi
Hoo, Natu Janu Kya Hain Naam Na Janu Main Pata
Par Itna Hai Maine Jana,Jise Dekhle Ek Nazar Bhar Ke Usko Karde Vo Deewana
Use Jitna Dekhon Utna Sochon,Kya Use Main Keh Doon
Pretty Woman,( Dekho Dekho Na Pretty Woman ,Pretty Woman )-2
Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman,
( Pretty Woman,Dekho Dekho Na Pretty Woman )-2
Pretty Woman,Tum Bhi Kaho Naa Pretty Woman
Mahive
Maahi Ve Maahi Ve That' s The Way Maahi Ve
Tere Maathe Jhumar Damke
Tere Kannno Baali Chamke Hai Re
Maahi Ve
Tere Haatho Kangana Khanke
Tere Pairo Payal Chance Hai Re
Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Mein Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba
Tu Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
That' s The Way Maahi Ve
O Tere Aankhen Kali Kali
Tera Gora Gora Mukhdha Hai Re
Maahi Ve
Tere Rangat Jaise Sona
Tu Chaand Ka Tukda Hai Re Maahi Ve
Tere Gaal Gulabi Rabba Rabba
Chal Sharabi Rabba Rabba
Dil Ki Kharabi Rabba Rabba
Tu Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Barse Rangini Kaliyan Hai Mehki Bhini Bhini
Baje Mann Mein Halke Halke Shehnaiya Re
Jitne Hai Tare Aanchal Mein Aa Gaya Sare
Dil Ne Jaise Hi Li Angadayee Re
Tu Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Ka Khaye Dhajke Oh Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Chanhda Meri Chanda Tujhe Kaise Mein Yeh Samjhaoon
Mujhe Lagti Hai Tu Kitni Pyaari Re
Khusiyan Jitni Hai Sab Jitni Hai Sab Dhoondh Ke Laoon
Teri Doli Ke Sang Kar Do Sari Re
Tu Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Ka Khaye Dhajke Oh Soniye
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Tere Maathe Jhumar Damke
Tere Kannno Baali Chamke Hai Re
Maahi Ve
Tere Haatho Kangana Khanke
Tere Pairo Payal Chance Hai Re
Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Mein Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba
Tu Soniye
Jind Maahi Ve Jind Maahi Ve Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Jind Maahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Everybody Sing Soni Soni Aaja Mahi Ve
Soni Soni Aaja Mahi Ve Soni Soni Aaja Mahi Ve
Maahi Ve Maahi Ve, Thats The Way Maahi Ve
Tere Mathe Jhumar Damke
Tere Kannno Balee Chamke Hai Re, Maahi Ve
Tere Hatho Kangana Khanke
Tere Pairo Payal Chance Hai Re, Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Me Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba Too Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Thats The Way Maahi Ve
O Tere Aankhen Kalee Kalee
Teraa Gora Gora Mukhdha Hai Re, Maahi Ve
Tere Rangat Jaise Sona
Too Chand Kaa Tukda Hai Re, Maahi Ve
Tere Gal Gulabee Rabba Rabba
Chal Sharabee Rabba Rabba
Dil Kee Kharabi Rabba Rabba, Too Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Barse Rangini Kaliya Hai Mehki Bhinee Bhinee
Baje Mann Me Halke Halke Shehnaiya Re
Jitne Hai Tare Aanchal Me Aa Gaya Sare
Dil Ne Jaise Hee Lee Angadayee Re
Hai Too Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Kaa Khaye Dhajke Oh Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Chanda Mere Chanda Tuje Kaise Me Yeh Samjhau
(Mujhe Lagti Hai Too Kitni Pyaree Re) - 2
Kusiya Jitane He Sab Jitane He Sab Dhundh Ke Lau
(Teree Dolee Ke Sang Kar Do Saree Re) - 2
Too Jo Aayee Sajhke Mehndi Rajke
Chal Bajke Oh Soniye
Dil Kit No Kaa Khaye Dhajke Oh Soniye
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Tere Mathe Jhumar Damke
Tere Kannno Balee Chamke Hai Re, Maahi Ve
Tere Hatho Kangana Khanke
Tere Pairo Paayal Chhanake Hai Re, Maahi Ve
Naino Se Bole Rabba Rabba
Mann Me Dole Rabba Rabba
Amrut Ghole Rabba Rabba, O Soniye
(Jind Maahi Ve) - 3 Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
(Jind Maahi Ve, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve
Everybody Sing, Soniye Soniye Aaja Maahi Ve) - 2
Chelte 2
Pam Pam, Pam Pam......
Awaaara, Pam Pam...
Pyaar Huaa Ikraar Huaa, Jeena Yahan Marna Yahan
In Baahon Kho, In Raahon Kho
Chod Ye Chaliyan, Jaye Kahan
Mana Dil Tho Hain Anaari, Yeh Awaara Hi Sahin
Aare Bhol Radha Bhol Hoga Sangam Ke Naahinnn
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
(Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte) - 2
Dil Ka Bhawar Kare, Kare Pukar Jab, Pyar Kisi Se Hota Hain
Jiya Ohh Jiya Kuch Boldon, Aab Dard Sa Dil Mein Hotha Hain
(Thede De E E Ohhh) - 2
Ohh Tere Ghar Ke Samne Ghar Banaonga, Thootha Hi Sahin
Pal Bhar Ke Liye Koi Hume Pyar Karle, Jhootha Hin Sahin
Jhootha Hin Sahin, Hain Jhootha Hin Sahinnn
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
(Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte) - 2
Yahoooo Yahoooooo
Ohhhh Hasina, Zulfoon Wali Jaane Jahaaaan
Chahe Mujhko, Jaangli Kehde Saara Jahaaaaan, Have Tooo
(Ohhh Mehfil Mehfil Dil Phire, Yaho Yaho Dil Kare) - 2
Badan Pein Sitare Lapete Hue
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
( Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte ) - 2
Bamoshaiiii…
Ohooo Hen Hen Hen…Ahhhhhhhh
Hain Jai Jai Shiv Shankar, Kata Lage Na Kankar
Chahe Kuch Karle Zamana
Mere Jeewan Saathi, Mere Sapno Ki Raani
Zindagi Safar Hain Suhana
Hain Kuch Tho Log Kahenge, Na Suna Ki Jiye
Hain Chain Aaye Mere Dil Ko Duwa Ki Jiye
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
( Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte ) - 2
(Pa Pa Para Pa Ra Paaa) - 4
Zu Zu Zu Zu Zu Zu Zu Zu…
(Darde Dil Darde Jigar, Zamane Kho Dikhana Hain) - 2
Hum Kisi Se Kum Nahin Hain, Tujko A Batha Na Hain
Yeh Wada Raha, Ohhh Meri Chaandni..
Har Janam Mein, Rang Badalke
Kaabhon Ke Paardon Pein Hum Khilte
Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte
Hum Hain Raahi Pyar Ke, Ah Ah Ah Ah Chalte Chalte
Hennnnnnnnnnnn Ahhh Chalte Chalte
Hum Hain Raahi Pyar Ke, Phir Milenge Chalte Chalte
Kliping Candi Hindu kelas 11 Smester 1
1. Candi Cetho
Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
Ciri-cirinya:
Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Cetho.
2. Candi Asu
Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya.
Ciri-cirinya :
Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing’. Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain ada di kompleks Taman Wisata candi Prambanan). Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).
3. Candi Gunung Wukir
Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).
Ciri-cirinya:
Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.
4. Candi Prambanan
Berdiri di bawah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini selarik puisi tiba-tiba terlintas di benak
Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang ini menyimpan suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku ajaran bagi anak-anak sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging yang ingin memperistri dara cantik bernama Roro Jonggrang. Si putri menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000 candi yang dibuat hanya dalam waktu semalam. Bandung yang memiliki kesaktian serta merta menyetujuinya. Seribu candi itu hampir berhasil dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut campur. Bandung yang kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga menjadi arca Batari Durga di salah satu candi.
5. Candi Gunung Sari
Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa. Lokasi candi ini berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal.
Ciri-cirinya:
Candi Gunung Sari dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya kemungkinan lebih tua daripada Candi Gunung Wukir. Di Puncak Gunung Sari kita bisa melihat pemandangan yang sangat mempesona dan menakjubkan. Candi Gunung Sari terletak di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Semoga di masa depan Candi Gunung Sari semakin dikenal oleh banyak orang untuk dapat menemukan inspirasi dan keindahanny.
6. Arca Gupolo
Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Gupolo adalah nama panggilan dari penduduk setempat terhadap patung Agastya yang ditemukan pada area situs. Walaupun bentuk arca Agastya setinggi 2 meter ini sudah tidak begitu jelas, namun senjata Trisula sebagai lambang dari dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa arca yang lain, kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi duduk.
Ciri-cirinya:
Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang dipakai oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering. Menurut legenda rakyat setempat, Gupolo adalah nama patih (perdana menteri) dari raja Ratu Boko yang diabadikan sebagai nama candi Ratu Boko (ayah dari dewi Loro Jonggrang dalam legenda candi Prambanan).
7. Candi Cangkuang
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.
Cirri-ciri nya:
Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.
8. Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat lima buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Ciri-cirinya:
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27°C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang.
9. Candi Pringapus
Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo, Temanggung 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932.
Ciri-cirinya:
Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis
10. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.
Cirri-cirinya:
Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.
Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
Ciri-cirinya:
Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Cetho.
2. Candi Asu
Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya.
Ciri-cirinya :
Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing’. Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain ada di kompleks Taman Wisata candi Prambanan). Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).
3. Candi Gunung Wukir
Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).
Ciri-cirinya:
Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.
4. Candi Prambanan
Berdiri di bawah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini selarik puisi tiba-tiba terlintas di benak
Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang ini menyimpan suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku ajaran bagi anak-anak sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging yang ingin memperistri dara cantik bernama Roro Jonggrang. Si putri menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000 candi yang dibuat hanya dalam waktu semalam. Bandung yang memiliki kesaktian serta merta menyetujuinya. Seribu candi itu hampir berhasil dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut campur. Bandung yang kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga menjadi arca Batari Durga di salah satu candi.
5. Candi Gunung Sari
Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa. Lokasi candi ini berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal.
Ciri-cirinya:
Candi Gunung Sari dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya kemungkinan lebih tua daripada Candi Gunung Wukir. Di Puncak Gunung Sari kita bisa melihat pemandangan yang sangat mempesona dan menakjubkan. Candi Gunung Sari terletak di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Semoga di masa depan Candi Gunung Sari semakin dikenal oleh banyak orang untuk dapat menemukan inspirasi dan keindahanny.
6. Arca Gupolo
Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Gupolo adalah nama panggilan dari penduduk setempat terhadap patung Agastya yang ditemukan pada area situs. Walaupun bentuk arca Agastya setinggi 2 meter ini sudah tidak begitu jelas, namun senjata Trisula sebagai lambang dari dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa arca yang lain, kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi duduk.
Ciri-cirinya:
Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang dipakai oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering. Menurut legenda rakyat setempat, Gupolo adalah nama patih (perdana menteri) dari raja Ratu Boko yang diabadikan sebagai nama candi Ratu Boko (ayah dari dewi Loro Jonggrang dalam legenda candi Prambanan).
7. Candi Cangkuang
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.
Cirri-ciri nya:
Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.
8. Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat lima buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Ciri-cirinya:
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27°C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang.
9. Candi Pringapus
Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo, Temanggung 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Candi tersebut dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932.
Ciri-cirinya:
Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis
10. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.
Cirri-cirinya:
Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.
Kliping Candi Budha IPS Kelas 11 Semeter 1
1. Candi Borobudur
Ciri-Ciri nya :
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
2. Candi Mendut
Ciri-Ciri nya :
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur.
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.
3. Candi Ngawen
Ciri-Ciri nya :
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.
Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.
4. Candi Lumbung
Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan kumpulan dari satu candi utama (bertema bangunan candi Buddha)
Ciri-cirinya :
Dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang keadaannya masih relatif cukup bagus.
5. Candi Banyunibo
Candi Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah timur dari kota Yogyakarta ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas agama Buddha.
Ciri-cirinya:
Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan ukiran relief kala-makara dan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat jelas. Candi yang mempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan sekarang berada di tengah wilayah persawahan.
6. Kompleks Percandian Batujaya
Kompleks Percandian Batujaya adalah sebuah suatu kompleks sisa-sisa percandian Buddha kuna yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik.
Cirri-cirinya:
Dari segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuh secara umum sebagaimana layaknya sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan candi tersebut ditemukan hanya di bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa bangunan di situs Candi Blandongan.
Candi-candi yang sebagian besar masih berada di dalam tanah berbentuk gundukan bukit (juga disebut sebagai unur dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa). Ternyata candi-candi ini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan yang sama.
7. Candi Muara Takus
Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia. Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.
Ciri-cirinya:
Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
8. Candi Sumberawan
Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari, Malang. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini Merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.
Candi Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, +/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada ketinggian 650 mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
Cirri-cirinya:
Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma, sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang.
9. Candi Brahu
Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi. Pendapat lain, candi ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar Trowulan. Menurut buku Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau Warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan dalam prasasti Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candi brahu. Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok pada tahun 861 Saka atau 9 September 939,
Cirri-cirinya:
Candi Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Brawijaya. Anehnya dalam penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran candi yang dilakukan pada tahun 1990 hingga 1995.
10. Candi Sewu
Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi Prambanan (hanya beberapa ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi Sewu (seribu) ini diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran (746 – 784). Candi Sewu merupakan komplek candi Buddha terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi bercorak Hindu.
Menurut legenda rakyat setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat oleh seorang tokoh sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malam saja, sebagai prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang. Namun keinginannya itu gagal karena pada saat fajar menyingsing, jumlahnya masih kurang satu.
Ciri-Ciri nya :
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
2. Candi Mendut
Ciri-Ciri nya :
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur.
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.
3. Candi Ngawen
Ciri-Ciri nya :
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.
Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.
4. Candi Lumbung
Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan kumpulan dari satu candi utama (bertema bangunan candi Buddha)
Ciri-cirinya :
Dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang keadaannya masih relatif cukup bagus.
5. Candi Banyunibo
Candi Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah timur dari kota Yogyakarta ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas agama Buddha.
Ciri-cirinya:
Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan ukiran relief kala-makara dan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat jelas. Candi yang mempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan sekarang berada di tengah wilayah persawahan.
6. Kompleks Percandian Batujaya
Kompleks Percandian Batujaya adalah sebuah suatu kompleks sisa-sisa percandian Buddha kuna yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik.
Cirri-cirinya:
Dari segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuh secara umum sebagaimana layaknya sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan candi tersebut ditemukan hanya di bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa bangunan di situs Candi Blandongan.
Candi-candi yang sebagian besar masih berada di dalam tanah berbentuk gundukan bukit (juga disebut sebagai unur dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa). Ternyata candi-candi ini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan yang sama.
7. Candi Muara Takus
Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia. Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.
Ciri-cirinya:
Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
8. Candi Sumberawan
Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari, Malang. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini Merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.
Candi Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, +/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada ketinggian 650 mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
Cirri-cirinya:
Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma, sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang.
9. Candi Brahu
Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi. Pendapat lain, candi ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar Trowulan. Menurut buku Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau Warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan dalam prasasti Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candi brahu. Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok pada tahun 861 Saka atau 9 September 939,
Cirri-cirinya:
Candi Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Brawijaya. Anehnya dalam penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran candi yang dilakukan pada tahun 1990 hingga 1995.
10. Candi Sewu
Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi Prambanan (hanya beberapa ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi Sewu (seribu) ini diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran (746 – 784). Candi Sewu merupakan komplek candi Buddha terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi bercorak Hindu.
Menurut legenda rakyat setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat oleh seorang tokoh sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malam saja, sebagai prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang. Namun keinginannya itu gagal karena pada saat fajar menyingsing, jumlahnya masih kurang satu.
Subscribe to:
Posts (Atom)